Gelar sarjana semakin diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan posisi entry-level, di mana negara-negara di dunia bertransisi dari ekonomi berbasis industri ke ekonomi berbasis pengetahuan. Gelar sarjana tersedia di hampir setiap disiplin akademis, termasuk di yang tidak ada sebelumnya, seperti teknologi informasi. Gelar sarjana juga merupakan titik awal bagi para mahasiswa yang tertarik di profesi yang memerlukan gelar magister, seperti konseling, atau bagi mahasiswa yang tertarik mengejar profesi peneliti. Dengan ribuan pilihan perguruan tinggi dan universitas yang ada di dunia, siapapun seharusnya dapat menemukan sebuah sekolah yang sangat tepat untuk studi sarjana mereka.
Ada berbagai jenis perguruan tinggi, universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya di seluruh dunia. Meskipun beberapa lembaga menganugerahkan seluruh tiga gelar pendidikan tinggi (sarjana, magister, dan PhD), beberapa lembaga hanya fokus terhadap program sarjana secara eksklusif. Mahasiswa harus memilih jenis sekolah yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Universitas- universitas pada umumnya akan memberi mahasiswanya pilihan studi yang luas, tetapi perguruan tinggi dan lembaga lainnya mungkin menawarkan disiplin akademis khusus atau lingkungan belajar yang lebih kecil dan personal. Meskipun rinciannya bervariasi dari negara ke negara, jenis-jenis lembaga pendidikan tinggi umumnya meliputi:
- Universitas riset yang menganugerahkan semua tingkat gelar di berbagai disiplin akademis
- Sekolah bisnis yang fokus terhadap gelar yang terkait dengan bisnis, seperti keuangan, akuntansi dan pemasaran
- Lembaga teknik yang fokus pada gelar-gelar dalam ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa dan matematika
- Lembaga seni yang fokus terhadap gelar-gelar dan profesi yang terkait dengan seni seperti fotografi, melukis dan teater
- Lembaga pendidikan atau sekolah guru yang fokus pada gelar-gelar pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan menengah
Mahasiswa yang tertarik dalam mendapatkan gelar sarjana mungkin ingin mempertimbangkan untuk studi di luar negeri, terutama jika mereka tertarik dalam disiplin akademis yang sangat khusus seperti bahasa atau studi kawasan. Para pelajar semakin mobile di seluruh tingkatan pendidikan pasca sekolah menengah, dengan hampir empat juta mahasiswa sekarang belajar di luar negeri setiap tahun. Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Institute for Statistics (UIS), delapan negara bahkan memiliki lebih banyak pelajar yang studi di luar negeri dari pada di dalam negeri, termasuk di antaranya adalah Bermuda, Liechtenstein dan Luxembourg. Lebih dari seperempat dari mahasiswa yang belajar di luar negeri adalah dari Asia Timur dan negara-negara Pasifik dan sekitar 15 persen datang dari Amerika Utara dan Eropa. Sekitar 30 persen dari mahasiswa internasional belajar di antara AS atau Inggris, diikuti oleh Australia (8 persen), Perancis (7 persen) dan Jerman (6 persen).
Para calon mahasiswa mungkin ingin mempertimbangkan meraih gelar sarjana di luar negeri untuk beberapa alasan, di antaranya adalah:
- Kemampuan untuk memilih dari berbagai pilihan program dalam setiap disiplin akademik, sehingga para calon mahasiswa dapat menemukan yang paling sesuai untuk kepentingan dan gaya belajar mereka.
- Kemampuan untuk belajar sebuah bahasa baru dan meraih sebuah gelar yang terkait dengan negara atau negara-negara yang berbahasa bahasa tersebut. Sebagai contoh, tempat terbaik untuk belaja bahasa Cina dan tentang Cina jelas akan berada di Cina!
- Belajar di budaya yang berbeda. Mereka yang tertarik untuk mengejar karir di kementerian luar negeri atau bisnis internasional akan meraih pengalaman berharga dari berbaur di budaya lain. Mereka yang studi di luar negeri juga akan memiliki teman-teman internasional dan kontak seumur hidup.
- Meningkatnya keterampilan bahasa, jika negara tujuan berbahasa berbeda dengan bahasa ibu si mahasiswa.
Mereka yang berencana untuk mengambil gelar sarjana mungkin ingin mempertimbangkan hal-hal berikut ini ketika memutuskan untuk belajar di institusi dalam negeri atau di luar negeri:
- Biaya program, termasuk biaya hidup. Biaya pendidikan gratis atau murah bisa diikuti dengan biaya hidup yang tinggi dan biaya untuk perjalanan. Akan tetapi, banyak program beasiswa yang tersedia, biasanya di negara asal si mahasiswa dan di tempat mahasiswa itu akan belajar. Program beasiswa ini seringkali meliputi biaya hidup dan lainnya selain dari biaya pendidikan.
- Ketrampilan bahasa yang diperlukan. Sebagian besar dari program gelar sarjana diajarkan dalam bahasa asli negara tempat si mahasiswa belajar. Mahasiswa yang belum mahir di dalam bahasa pengantar mungkin harus menghabiskan waktu satu tahun tambahan untuk meraih keterampilan tersebut. Dalam kasus bahasa yang umum digunakan, seperti bahasa Inggris, Spanyol atau Perancis, para pelajar cenderung dapat mempelajari bahasa tersebut dan meraih keterampilan di negara asal mereka, namun untuk bahasa yang kurang umum seperti bahasa Serbia, akan lebih baik dipelajari di negara tujuan. Bahkan untuk bahasa yang digunakan secara luas, banyak pelajar akan menemukan bahwa belajar bahasa di negara tujuan dengan berbaur secara total merupakan cara yang terbaik.
- Jenis studi yang ditawarkan , seperti penuh waktu atau paruh waktu. Banyak mahasiswa internasional, khususnya mahasiswa sarjana, biasanya diharapkan untuk belajar secara penuh waktu. Akan tetapi, beberapa mahasiswa yang sudah belajar di negara sebagai warga negara asing mungkin dapat meraih gelar sarjana secara paruh waktu, karena mereka berada di negara tersebut utamanya untuk bekerja bukan belajar.
- Dampak bagi anggota keluarga, bagi mahasiswa dengan keluarga. Anggota keluarga mungkin diharuskan meraik keterampilan bahasa dan kehadiran sekolah dan rencana karir dapat terganggu.
Luangkan waktu sekarang untuk melihat program gelar sarjana dan universitas dari seluruh dunia. Jika Anda tahu apa yang Anda cari, klik langsung pada negara itu atau pada program tertentu. Jika Anda masih ragu-ragu, luangkan waktu untuk membaca tentang program sarjana yang berbeda-beda yang tersedia di seluruh dunia.
